Perbandingan JPG dan RAW, manakah yang lebih baik?

Thursday, November 17, 2011


Sebelum ke perbandingannya, saya singgung sedikit dulu mengenai JPG dan RAW. Kalau JPG saya yakin anda sering mendengarnya dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. JPG merupakan jenis file yang paling umum digunakan untuk foto. Lalu bagaimana dengan RAW? RAW bisa memiliki beberapa arti namun disini saya memakai istilah RAW untuk tipe file foto. RAW merupakan format file foto yang belum mengalami proses koreksi oleh software kamera.

File extension untuk RAW ini berbeda di tiap-tiap merk kamera DSLR contohnya format *.NEF di nikon, *.CR2 di canon (bukan CR7 :D). Dikarenakan file RAW tidak mengalami proses kompresi seperti halnya JPG, maka file size RAW pun besar yaitu sekitar 17 MB untuk 2,5 MP sedangkan JPG di resolusi yang sama hanya berkisar 1-2 MB.

Berikut perbandingan sekilas foto format JPG di sebelah kiri dan RAW di sebelah kanan

Foto ini saya dapat dari internet, asumsikan saja keduanya dipotret pada settingan yang sama :D

Sekilas format JPG lebih bagus dan terang, sedangkan file RAW cenderung agak gelap. Tapi tunggu dulu, ini bukan berarti bahwa JPG lebih bagus dari RAW. Seperti yang saya singgung sebelumnya, file RAW tidak mengalami proses koreksi oleh kamera sehingga outputnya benar-benar asli. File JPG terlihat lebih bagus dikarenakan sudah mengalami proses koreksi dan kompresi dengan standard JPG tentunya.

Jadi kembali ke topik, manakah yang lebih baik?
Jawabannya, tergantung situasi... :D

File JPG bisa langsung jadi dan dinikmati karena telah mengalami koreksi di kamera, selain itu JPG juga lebih hemat memori dibanding RAW. Tetapi kualitas JPG akan berkurang jika diedit lagi melalui software edit foto seperti photoshop dkk. Sistem kompresi JPG bersifat lossy jadi penurunan kualitas foto tidak terhindarkan. Memang seringkali penurunan kualitas itu tidak terlalu kelihatan.

File RAW tidak bisa langsung dinikmati karena kualitas pre-processing seringkali kurang sempurna. Warna foto pucat atau white balance yang tidak pas, kadang kala file RAW tidak bisa dibuka oleh image viewer. Banyak software-software pengedit file RAW menjadi beragam format file foto contohnya Camera RAW yang terdapat pada adobe photoshop.

RAW hasil awalnya memang kalah dari JPG dan boros memori namun ada 1 keunggulan RAW yang tidak terkalahkan yaitu kemampuan untuk diedit lagi TANPA kehilangan kualitas foto. Jadi anda bisa mengatur kembali exposure, white balance, color, dan lainnya tanpa harus kehilangan kualitas dari foto tersebut. File RAW yang sudah diedit kemudian bisa di simpan kedalam berbagai format foto, seperti JPG.

Dalam dunia analog, file RAW ibaratnya negatif foto yang memiliki fleksibilitas tinggi di tahap post-processing.

Kapan saya harus menggunakan RAW? kapan pula harus menggunakan JPG?
Dikarenakan RAW memiliki ukuran file yang besar maka pastinya membutuhkan delay yang cukup lama untuk menyimpan ke memory card, jadi gunakan RAW jika anda tidak memotret momen-momen yang cepat. RAW juga cocok untuk sesi foto-foto pre-wedding atau foto model yang membutuhkan proses editing lebih jauh.
Gunakan file JPG jika anda ingin mengejar momen-momen yang cepat. Karena file JPG lebih kecil ukurannya maka delay simpan ke memory card juga lebih pendek sehingga dimungkinkan jepretan cepat (bursting). Hasil dari JPG langsung bisa dicetak tanpa perlu editing yang lebih detil lagi.

Jadi dengan memahami kegunaan masing-masing jenis file diharapkan anda bisa lebih meningkatkan kualitas jepretan anda. Semoga bermanfaat.....

Tips memilih tripod dan cara merawatnya

Wednesday, November 16, 2011


Tripod merupakan salah satu alat pendukung kamera foto maupun video yang memiliki jenis dan model yang sangat beragam. Secara umum saya lihat ada 2 jenis tripod yang beredar di pasaran yaitu tripod dengan pan-tilt head dan ball head. Berikut ilustrasi kedua jenis tripod tersebut.

Pan-tilt head


Ball head


Pan-tilt head memiliki 2 poros yang memungkinkan kamera digerakkan atas-bawah kiri-kanan atau kombinasi keduanya sedangkan ball head hanya memiliki 1 poros yang memungkinkan kamera digerakkan ke segala arah.

Anda mungkin bingung ketika masuk ke toko aksesoris kamera dan mendapati banyak beragam jenis dan ukuran tripod disana. Pertama, tentukan dulu tujuan anda menggunakan tripod. Jika untuk dokumentasi seperti wedding atau liputan lainnya, maka pilihlah tripod yang lebih besar dan berat. Tripod yang demikian akan menghasilkan kestabilan yang lebih baik dibanding tripod jenis lightweight yang lebih kecil dan ringan. Kemudian pastikan panningnya smooth dan bisa menopang berat kamera dengan baik.

Lightweight tripod lebih cocok digunakan pada kamera digital atau handycam yang memiliki berat lebih ringan. Tripod ini sendiri memiliki berat sekitar 1,5 kg yang membuatnya pas untuk ditenteng jalan-jalan.

Lightweight tripod

Tersusun dari bahan aluminium atau karbon yang ringan, memiliki kait dibawahnya untuk diletakkan beban. Beban ini berguna untuk menjaga agar tripod tidak jatuh ketika berada di daerah yang anginnya kuat, seperti pantai. Tripod jenis ini umumnya tidak terlalu smooth panningnya namun tidak masalah jika anda gunakan untuk sekedar hobi :D


Tripod yang ukurannya lebih besar dan berat seperti gambar diatas memiliki kestabilan yang lebih tinggi.

Yang perlu diperhatikan dalam merawat tripod adalah pastikan head dan kaki-kaki tripod tidak terbentur. Head yang terbentur terlalu keras akan merusak poros head tripod sedangkan kaki tripod yang terbentur bisa membuatnya penyok sehingga kaki-kaki didalamnya tidak dapat dikeluarkan. Kerusakan pada kaki tripod lebih cenderung terjadi pada lightweight tripod. Untuk mencegahnya, anda bisa melapisi kaki terluar tripod dengan selang busa, untuk meminimalisir dampak benturan seandainya tripod terjatuh.

Semoga info-info diatas berguna bagi anda... :D